Blitar, 13 September 2024 - Angka partisipasi sekolah (APS) di Kota Blitar mengalami penurunan drastis dalam beberapa tahun terakhir. Data terbaru menunjukkan bahwa semakin banyak anak usia sekolah yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar: Apakah sistem pendidikan kita telah gagal?
Bambang Rianto, Calon Walikota Blitar dan juga seorang pemerhati pendidikan di Blitar, mengungkapkan keprihatinannya. "Penurunan APS ini adalah alarm bahaya bagi kita semua. Ini menunjukkan bahwa ada yang salah dalam sistem pendidikan kita," ujarnya.
Rianto menunjuk beberapa faktor yang mungkin berkontribusi pada masalah ini, termasuk biaya pendidikan yang tinggi, kurangnya akses ke sekolah berkualitas, dan relevansi kurikulum yang rendah dengan kebutuhan dunia kerja.
"Banyak keluarga di Blitar yang kesulitan membiayai pendidikan anak-anak mereka. Selain itu, sekolah-sekolah berkualitas seringkali terkonsentrasi di daerah perkotaan, sehingga menyulitkan anak-anak di daerah pedesaan untuk mengaksesnya," jelas Bambang.
Ia juga menyoroti kurikulum yang dianggap terlalu teoritis dan kurang mengajarkan keterampilan praktis yang dibutuhkan di dunia kerja. "Akibatnya, banyak anak merasa sekolah tidak relevan dengan masa depan mereka dan memilih untuk putus sekolah," tambahnya.
Rianto mendesak pemerintah untuk segera mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini. "Kita perlu melakukan reformasi pendidikan secara menyeluruh, mulai dari meningkatkan aksesibilitas dan kualitas sekolah hingga merevisi kurikulum agar lebih relevan dengan kebutuhan zaman," tegasnya.
Ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk berperan aktif dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Blitar. "Pendidikan adalah tanggung jawab kita bersama. Mari kita bekerja sama untuk memastikan setiap anak di Blitar mendapatkan pendidikan yang layak," pungkasnya. (maw)
0 Komentar